Palembang, sumajaku.com- Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI AM Putra, meresmikan Kompi 5/Graha Ceta Cakti, yang merupakan Satuan Militer
Kecabangan Kavaleri Org Anik Kodam II Sriwijaya. Pembentukan Satuan ini merupakan Realisasi dari Persatuan Kasad No 47 Tanggal 29 Des 2017
lalu, yang bermarkas di Jalan Mangku Negara Kecamatan Ilir Timur (IT) 2 Kota Palembang. Senin (19/02/2018) Pukul 09.00 Wib.
Sebelumnya, Satuan ini di bawah Komando dan merupakan bagian dari Yonkav 5/Dwi Pangga Ceta, yang bermarkas di Karangenda Kabupaten Muara
Enim Provinsi Sumatera Selatan. Secara umum tugas pokok Satuan Kompi Kavaleri 5/Graha Ceta Cakti adalah melaksanakan pertempuran darat yang
bersifat mobil dan berkendaraan tempur lapis baja, guna mendukung tugas pokok Kodam II Sriwijaya, yang di titik beratkan pada Operasi
Pengintaian serta pelaksanaan pengamanan Objek Vital serta pengamanan VIP atau VVIP di seluruh Wilayah Kodam II Sriwijaya.
Kompi Kavaleri 5/Graha Ceta Cakti, dilengkapi kendaraan tempur lapis baja jenis Panser ANOA AMB, Panser Panhard, Panser APR dan Panser
Tarantula, yang semua memiliki daya gerak yang tinggi serta dilengkapi dengan senjata Kaliber 30 MM dan Coax.
Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI AM Putranto. Mengingat di Tahun 2018 Provinsi Sumatera Selatan akan menjadi Tuan Rumah ASIAN Games dan
Pelaksanaan Pilkada, untuk itu diperlukan stabilitas keamanan yang terjaga bersama TNI Polri serta masyaraka, untuk itu diperlukan
kehadiran Kompi Kavaleri 5/Graha Ceta Cakti.
“ini untuk antisipasi mengingat kegiatan kegiatan kita cukup banyak, apalagi kita akan ASIAN Games, maka itu dibutuhkan kendaraan kendaraan
ini, apabila terjadi sesuatu pelolosan pelolosan bukan hanya polisi kita juga punya alat yang dapat juga mendukung kegiatan kepolisian
dengan kendaraan yang kita miliki, walau ditembaki itu tahan peluru, itukan untuk antiipasikan perlu” ungkapnya.
Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI AM Putranto, dalam arahannya mengingatkan agar hal hal yang tidak diinginkan dapat dihindari
terutama seperti kasus para ulama yang diserang oleh orang yang tidak dikenal, yang dapat mmengadu domba, hal tersebut harus menjadi
antisipasi. t.
“saya mencermati bersama bapak kapolda dan waka polda, jangan sampai kejadian kejadian yang bersamaan semuanya, kalau di medsos ada tanda
tanda tertentu, tapi benar atau tidak akan tetapi kita harus antisipasi. kita menjaga mereka, ulama, tokho agama maupun non islam
pendeta atau pun siapa itu harus kita lindungi, karena apa yang mereka lakukan itu untuk kebaikan umat, ya kita tidak main main. Karena yang
mudah diadu domba itu agama” ingatnya.
Lanjut. Untuk teknis pengamannyanya, masih dikatakannya. “kita punya bhabinkamtibmas kita punya babinsa, kita manfaatkan agar mereka bisa
melaksanakan kegiatan kegiatan bersama seperti sholat bersama dan saling memonitor , untuk di Sumatera Selatan alhamdulilah hal tersebut tidak ada tanda
tanda, ini tidak hanya di sumsel akan tetapi sumbagsel’ ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Wakapolda Sumsel. Brigjen Pol Bimo Anggoro Seno, pengamanan yang dilakukan pihak kepolisian dalam hal ini ada
berupa upaya preventif. upaya eventif mau pun gakkum, dan terus bersinergi dengan TNI “untuk upaya preventif sudah banyak kita lakukan
bersama TNI salah satunya Istighosa di Polda Sumsel, kita juga melakukan safari subuh menjangkau ke masjid masjid. Bahkan untuk
perayaan imlek kita bersama sama anggota TNI melakukan pengamanan.” ujar Wakapolda Sumsel. (April)
No Responses