Palembang, sumajaku.com- Sejumlah kader partai Golkar di Sumsel diberhentikan dan diganti posisinya dengan orang lain. Hal itu dikarenakan kader partai di tiga daerah itu dinilai tidak loyal dan tidak mengikuti AD/ART yang sudah ada di tubuh partai Golkar.
Diketahui sebelumnya, kader partai yang diberhentikan itu yakni Mawardi Yahya (Ketua DPD II Partai Golkar Ogan Ilir), Muzakir Sai Sohar (Ketua DPD II Partai Golkar Muara Enim). Kini Ridho Yahya (Ketua DPD II Partai Golkar Prabumulih) juga telah menjadi bahan sorotan partai berlambang pohon beringin tersebut.
Diketahui, Muzakir Sai Sohar diberhentikan dari Partai Golkar karena lebih memilih mengusung istrinya, Shinta Paramitha Sari, yang menggandeng Syuryadi di Pemilihan Kepala Daerah Muara Enim 2018-2023.
Berbeda dengan Ridho Yahya, yang rencana akan dipecat sebagai kader. Hal itu mengingat Ridho Yahya sebagai kader Golkar dan Kosgoro 57, namun mengklaim dirinya akan mendukung kakak kandungnya, Mawardi Yahya di Pilgub Sumsel. Padahal seluruh kader Golkar dan Kosgoro 57 harusnya mendukung calon yang diusung Golkar.
Ketua DPD I Partai Golkar Prov Sumsel Ir H Alex Noerdin SH melalui Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pertimbangan Daerah (DPD) I Partai Golkar Prov Sumsel, Ir Hervanto MSi membenarkan dan mengaku telah memiliki serta melihat foto yang dimaksud, saat dikonfirmasi via ponselnya Selasa (19/06/2018). Namun dirinya tidak mengetahui persis tujuan nya, karena dirinya tidak mau seuzon dan kita tidak mempunyai data yang valid tentang itu. Kalau ada, pasti akan kita berikan sanksi sesuai dengan mekanismenya, tegasnya.
Menurutnya, semestinya selaku Ketua DPD II harus mengikuti perintah organisasi. Jelas didalam AD/ART yang kebijakan kepengurusan DPD harus rapat ditingkat nasional dan diumumkan ditingkat Kabupaten Kota.
Hervanto berharap tidak terjadi lagi pada Golkar, terlepas dari organisasi dirinya menghimbau kepada seluruh kader partai golkar agar makin solit dan kompak khususnya dalam pemilihan calon gubernur ini, karena bagi kami selaku kader harus memenangkan Pilgub mendatang, harapnya.
Menanggapi ditutup nya kantor Golkar atau Kosgoro 57 di Prabumulih, Hervanto mengaku, Kalau kantor Kosgoro 57 di Prabumulih memang belum ada, yang di tutup oleh Ridho Yahya kantor Partai Golkar, dengan alasan mereka tidak mau mendukung Paslon Gubernur dari Partai Golkar, jelasnya.
Sementara Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957, DR HR Agung Laksono melalui Sekjen PPK Kosgoro 1957 DR Sabil Rachman mengatakan, melihat foto yang beredar, beliau tidak mengenakan atribut Kosgoro 57. Secara organisatoris Kosgoro 57 kebijakan organisasi kita harus mendukung secara politik, yang prinsip nya partai Golkar. Foto yang beredar, tentunya bertentangan dengan kebijakan kita, namun kita harus tau dulu faktanya seperti apa, untuk menentukan jenis dan pelanggarannya harus diverifikasi terlebih dahulu, termasuk latar belakang dan motivasi yang bersangkutan, jelasnya.
Sedangkan, Ketua DPD II Partai Golkar Prabumulih Ridho Yahya mau pun kakak kandungnya, Mawardi Yahya yang maju di Pilgub Sumsel belum berhasil dikonfirmasi.(yn)
No Responses