Palembang, sumajaku.com – Bangsa Indonesia patut berbangga hati, walaupun Indonesia tidak ikut serta di ajang Piala Dunia 2018, Indonesia tetap terdepan, karena, terbukti pada Trofi Piala Dunia menggambarkan peta Indonesia terdepan dimuka trofi, di trofi tampak terlihat jelas letak kepulauan Indonesia diantaranya ada Pulau Jawa, Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan.
Menurut Silvio Gazzaniga seorang seniman bertangan dingin di balik megah dan khasnya Trofi Piala Dunia. Sang maestro seni pahat ini merupakan seorang berdarah Italia yang lahir di kota Milan pada tanggal 23 Januari 1921 silam. Begitu terinspirasi dengan negara Indonesia serta berharap negara ini mampu mengangkat trofi-nya.
Arif (44) salah seorang Jurnalis Palembang sekaligus pencinta persepak bolaan Indonesia mengatakan, sempat kaget begitu melihat penampakan di trofi Piala Dunia. “Saya sangat bangga walaupun Indonesia tidak masuk di ajang Piala Dunia 2018, namun sudah bisa mejeng di Trofi Piala Dunia, ini membuktikan, kedepan Indonesia mampu mengangkat trofi Piala Dunia melalui Timnas Indonesia U-19 baru-baru ini mampu menjadi juara ke-3 Piala AFF U-19 tahun 2018,” paparnya kepada media ini saat ditemui nonton bareng di Sekip Angkatan 66 Palembang, Minggu malam (15/07/2018).
Sementara itu salah seorang pengamat bola Syariar Lutfi (41) warga Sekip Palembang menuturkan, dirinya sepakat dengan pencipta desain Trofi Piala Dunia, karena, menurutnya peta Indonesia di tampilkan di muka Trofi akan terlihat lebih anggun dan cantik.
“Coba kita buktikan, dengan memutar peta bola dunia, karena susunan letak tidak menarik, namun setelah kita teliti peta Indonesia lebih menarik dari belahan bumi lainnya”,terang bapak 3 orang anak ini.
Lutfi sapaan akrabnya ini berharap, peran pemerintah lebih memperhatikan Timnas Indonesia dari mulai U-10 hingga dengan U-19 harus di pupuk sejak dini, bagi anak-anak yang berbakat, di sekolahkan pendidikan bola sampai ke mancanegara, senada dengan harapan si pembuat Trofi Silvio Gazzaniga, Indonesia mampu mengangkat trofi di ajang Piala Dunia.
Diketahui, dalam keseharian Silvio Gazzaniga sang pendesain trofi Piala Dunia, merupakan lulusan dari Akademi seni rupa Brera ini gemar bergerak nomaden. Silvio tidak jarang harus bepergian ke sekolah – sekolah seni di sekitar Milan untuk menunjukkan kemampuannya. Sekitar tahun 1940 mengambil tempat di Istana Sforzesco, Ia hadir dalam acara Humanitarian School of Applied Art dan Highschool of Art guna mengukuhkan diri sebagai seorang pemahat.
Pasca Perang Dunia ke-II, sekitar tahun 1953, Silvio langsung mendalami karir nya sebagai seorang pemahat patung, piala dan medali. Ia pun langsung bekerja sama dengan perusahan Stabilimento Artistico Bertoni sebagai Direktur Artistik dan Master Pematung.
Menginjak 17 tahun kemudian, tepatnya periode 1970-an merupakan langkah penting Silvio Gazzaniga dalam karir seni pahatnya. Manakala FIFA membutuhkan Trofi Piala Dunia baru, Gazzaniga langsung memberikan desain terbaiknya dan berhasil terpilih mengalahkan 53 desain trofi dari seniman lain di seluruh dunia.
Rancangan desain yang Silvio Gazzaniga ajukan bila dideskripsikan secara sederhana, memiliki garis yang menanjak khas dari bawah trofi menyerupai bentuk spiral, guna membentang menahan dunia. Kemudian ada dua sosok figur atlet yang sedang menghayati kemenangan yang diraih.
Spesifikasi trofi piala dunia versi Gazzaniga dengan tinggi 36,5 cm, berat sekitar 6 kg, yang dilapis emas 18 karat dan perunggu yang bertuliskan FIFA World Cup serta batu cincin semi-mulia.
Setelah diresmikan sebagai Trofi Piala Dunia yang asli pengganti Jules Rimet, negara pertama yang berkesempatan memegangnya sebagai sang Jawara ialah Jerman Barat yang waktu itu dipimpin oleh Franz Beckenbauer (1974).
Trofi tersebut sempat di raih oleh Jerman yang dipimpin oleh Philipp Lahm dan kawan – kawan yang berhasil menjuarai Piala Dunia (2014) di Brazil. Terakhir Piala Dunia 2018 di Russia kota Moscow di menangkan oleh Prancis usai mengalahkan Kroasia dengan skor 4-2.
Di samping merancang Trofi Piala Dunia, Silvio Gazzaniga pun turut merancang beberapa trofi di ajang bergengsi sepak bola lainnya, seperti : Piala Liga Eropa UEFA (1972), Trofi Piala Super UEFA (1973), lalu UEFA U-21 European Football Championship dan Piala Dunia Baseball (2001).
Bulan November 2016 lalu, sang seniman Trofi Piala Dunia ini harus menghembuskan nafas terakhirnya di usia 95 tahun. Ia meninggal di kota kelahirannya Milan. Anak beliau, yakni Giordio Gazzaniga mengatakan Ayahanda meninggal dalam tidurnya, Ia pergi dalam damai. Sontak para petinggi FIFA pun turut berduka cita untuk kepergian seniman yang turut memberikan kontribusi besar di ajang Piala Dunia sejak tahun 1971 lalu. (yn)
No Responses