Banyuasin, sumajaku.com- Kepergian Bupati Banyuasin, H Askoani ke Rumania yang terletak di Benua Eropa, mendapat berbagai macam tanggapan dari para aktivis. Hal ini mengingat kondisi yang terjadi di Kabupaten Banyuasinsaat ini, dimana Kabupaten Banyuasin masih diselimuti kabut asap akibat Karhutla, juga sedang mengalami difisit anggaran. Bahkan bagi masyarakat yang ingin berurusan administrasi surat menyurat, diwajibkan untuk membawa bukti setor lunas PBB.
“Rumania itu jauh, letaknya di Benua Eropa, tentu saja kalo kesana membutuhkan biaya yang besar, karena Kabupaten Banyuasin saat ini sedang mengalami difist anggaran,” jelas Dimas aktivis muda yang selalu bersuara lantang dalam mengktirik pemerintah dalam hal kebijakan. Ia juga menambahkan, saat ini Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu titik yang rawan dengan kebakaran hutan dan lahan, apalagi ada himbau dari Kemendagri untuk kepala daerah tidak bepergian keluar negeri.
“Ya seharusnya Bupati Banyuasin memperhatikan hal itu, kalaupun ada kegiatan, kan bisa diawkilkan oleh wakilnya atau para asistennya, karena himbauan Mendagri itu di tujukan kepada kepala daerah,” terang Dimas. Ia juga menyanyangkan, banyak media yang tidak berani memberitakan tentang keberangkatan Bupati Banyuasin ke Rumania tersebut. “Seharusnya mereka memberitakan hal tersebut dengan fakta yang ada,” ujarnya.
Selain Dimas, aktivis muda Eno Kurnian juga bersuara, menurutnya, meski hal itu dirasa penting, setidaknya Bupati Banyuasin dapat menerima himbauan Mendagri untuk sementara waktu tidak keluar negeri. “Saat ini Banyuasin sedang diselimuti kabut asap, sementara Bupatinya keluar negeri,” kata Reno melalui telpon selulernya belum lama ini. Ia juga menambahkan, kalu kunjungan keluar negeri itu bisa ditunda ya harus ditunda. “Jangan dipaksakan dengan kondisi yang ada saat ini,” ujarnya.
Gerbana Bastari, seorang aktivis yang sering bergerak di Provinsi Sumsel, sangat menyanyangkan kepergian Bupati Banyuasin ke Rumania tersebut, karena selain himbauan dari Mendagri, Gubernur Sumselpun membatalkan kepergiannya keluar negeri meski visanya sudah keluar. “Ini sangat di sayangkan, dan apabila hal ini terbukti tanpa izin dari Mendagri, padahal kita lagi menangulangi bencana asap oleh kebakaran hutan dan lahan. Seharusnya Bupati Banyuasin lebih mementingkan daerah dan masyarakatnya ketimbang ke Rumania itu,” tegas Gerbana.
Ia juga mengatakan, seharusnya Bupati Banyuasin bisa belajar dari kasus, Bupati Kepulauan Talaud Sulawesi Utara, Sri Wahyumi Maria Manalip, diberhentikan sementara dari jabatannya oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. “ Itu penyebabnya, Bupati ini pergi ke Amerika Serikat tanpa izin,” pungkasnya.
Anggota DPRD Kabupaten Banyuasin periode 2019-2014 dari Partai Keadilan Sejahtera, H Sarnubi, tidak mempersoalkan keberangkatan Bupati Banyuasin, H Askolani ke Rumania, menurutnya, kalau itu tugas silahkan saja. “Kalau itu memang tugas, ya lanjutkan,” jawabnya singkat.
Sementara Kadis Kominfo Banyuasin, Aminudin, membenarkan kebarangkatan Buapti Banyuasin, Askolani ke Rumani tersebut. “Bupati menghadiri undangan dari KBRI, untuk acara Indonesia – Romania Business Forum, dengan agenda Trade and Invesment Presentation oleh Gubernur Sumsel yang di wakili oleh Kadis Perkebunan serta Gubernur Sumatera Barat tentang potensial of indonesian regional development,”jelas aminudin melalui pesan Wa nya.
Kemudian, sambungnya, dilanjutkan dengan Indonesian Festival 2019 yang dibuka oleh Dubes Indonesia untuk Romania & Muldova. “Acara ini juga dihadiri perwakilian Duta Besar Thailand, Malaysia, Iran,” jelasnya. Selain itu acara ini juga dihadiri oleh Wali Kota Lubuk Linggau. “Mengenai izin, Bupati sudah mendapat ijin dari Presiden melalui Kemendagri, dan senin sudah kembali menjalankan tugasnya,” kata Aminudin.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Erwin Ibrahim, Kepala Bappeda Banyuasin, melalui pesan Wa nya. “Beliau memang benar ke Rumania dalam rangka memenuhi undangan kedutaan Indonesia untuk Rumania dalam rangka pertemuan forum bisnis untuk pengembangan peternakan sapi dan sudah izin presiden melalui menteri dalam negeri, lama perjalanan hanya 3 hari, Senin besok Insyaallah beliau sudah kembali bekerja di Banyuasin,” jelas Erwin.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat (20/9/2019) pukul 09.00 WIB, jumlah titik api di Sumatera Selatan (Sumsel) mencapai 532 titik, dengan kualitas udara yang dinyatakan tidak sehat.
Berdasarkan data dari Hospot Lapan tanggal 21 -22 September 2019 sebaran Hotspot di Sumatera Selatan terdapat 462 titik dengan tingkat kepercayaan 80%-100%, di Kabupaten Banyuasin 37 Titik, Kabupaten Musi Banyuasin 201 Titik, Kabupaten Musi Rawas 53 Titik, Kabupaten Musi Rawas Utara 24 Titik, Kabupaten Ogan Komering Ilir 94 Titik, Kabupaten Ogan Komering Ulu 3 Titik, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur 9 Titik, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir 28 Titik, Kota Palembang 1 Titik, dan Ogan Ilir 1 Titik. (*red)
No Responses