Banyuasin, sumajaku.com- Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) nampaknya masih menjadi persoalan di Kabupaten Banyuasin. Sebuah keluarga di Desa Bengkuang Kemacetan Suak Tapeh RT 04 Dusun 2, sudah 15 tahun menghuni sebuah rumah yang reyot kemudian berdinding bilik papan dengan lubang di sana-sini. Sabtu (09/11/2019).
Rumah dihuni Idrus Sandi (42 tahun) bersama istrinya Fitrianti (38 tahun) dengan 6 orang anaknya, Windi (19 tahun), Sandi (16 tahun), Seni (15 tahun) M.Ifan (8 tahun), Giofani (5 Tahun), Dedek (2 tahun). Di rumah yang berukuran 5X3 meter persegi ini penghuninya harus berbagi ruangan.
Keluarga ini terpaksa tinggal dengan keadaan tersebut karena tidak mampu untuk membangun rumah yang layak.
Idrus Sebagai Kepala Keluarga mengungkapkan, Kepada waratwan Sumajaku.com, “Saya kerja nya sehari hari hanya buru tani keadaannya sangat memprihatinkan hal ini sangat jadi perhatian Terutama pemerintah desa Setempat”. Katanya.
Jangankan untuk membangun rumah, makan sehari-hari pun kesulitan, saat di temui di kediaman nya, Mempunyai (6) enam orang anak yang sangat Membutuhkan biaya untuk sekolah anak-anaknya, untuk penghasil dari menyadap karet dalam satu Minggu hanya menghasilkan uang Sebesar Rp.17.000,- ini sangat tidak cukup buay kehidupan sehari-hari. Tegasnya.
“Kami pun ingin seperti orang lain punya rumah yang layak, habis gimana lagi boro-boro buat bangun rumah buat maka sehari hari saja agak repot,” Fitrianti.
Saat hujan turun, Fitrianti dan anak-anaknya tidak akan nyaman tinggal di dalam rumah karena air menetes masuk melalui lubang di atap dan dinding rumah yang banyak berlobang,”Yah kalau musim hujan pada bocor suka ditatakin pakai baskom supaya airnya gak kemana-mana,” ujarnya.
Apabila malam datang, udara dingin yang masuk dari celah-celah dinding bilik menusuk kulit Fitrianti dan anak-anaknya. Penghuni rumah juga kerap dihantui kecemasan, rumah ambruk secara tiba-tiba.
“Kepada pemerintah Kabupaten Banyuasin, rumah yang saya huni sekarang ini agar dapat di berikan Bantuan, karena rumah ini sudah tidak layak lagi dan sudah banyak rusak. Kami pun tidak ada uang untuk merehapnya, lantaran pendapat kami hanya cukup makan dalam sehari-hari “harapnya.
Sejatinya, keluh kisah mereka itu akhirnya direspon baik oleh Kepala Desa Bengkuang, meminta pemerintah daerah Kabupaten Banyuasin dan Dinas Terkait, membuka mata hatinya untuk melirik kehidupan kaum miskin yang ada, ketimbang hal-hal lain.
“Perlu perhatian khusus terkait hal ini karena masih banyak sekali, hampir di seluruh pelosok di Kabupaten Banyuasin ini, yang masih banyak terdapat rumah-rumah yang tidak layak huni,”kata Sholihin.
Karena walau bagaimanapun juga, mereka juga punya hak atas kewarganegaraannya. Sebab dalam undang-undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara,”ungkap Kepala Desa Bengkuang.#Fri
No Responses