Palembang, sumajaku.com- Beberapa ibu-ibu kelompok PNM Rosella di rt 68, 71 dan 73 komplek griya hero abadi Kelurahan Talang Kelapo Kecamatan Alang Alang Lebar kota Palembang, engeluhkan atas tindakan petugas PNM tetap menagih iyuran kepada nasabah tanpa ada keringanan,dengan banyak alasan dari petugas dan terkesan ada pemaksaan dari petugas atau ketua kelompok PNM. Selasa 05-04-2020.
Ketua kelompok PNM Rosella (santi) melalui Pesan group Wa PNM kelompok Rosella Mengatakann “Maaf ya ibu” kita tetep bayar angsuran PNM Selasa pagi jam 9. Tolong diusahakan nian ibu” duet angsuran PNM ini Karena disinipun kita semua sama merasa susah nian untuk bayar tapi mau gimana lagi kita wajib harus bayar angsuran PNM. Saya sangat mohon pada ibu semua untuktk berusaha sama kita cari duet untuk bayar PNM. Mohon pengertian dan kerjasamanya. Karena saya sendiri pun juga sulit tapi akan berusaha juga untuk cari duet bayar PNM. Tolong ya ibu”mengerti semua. Terima kasih”pesan singkatnya.
Rosma Nasabah PNM ini bersama ibu-ibu lain membuat surat peermintaan keringanan penundahan pembayaran kepada Kacab PNM dan sudah di tanda tangani semua anggota, akan tetapi tidak di hiraukan oleh pegawai PNM, Bahkan tetap menagih sampai jam 9 malam di tonggkrong oleh pegawai bersama ketua kelompok PNM dirumah nasabah tidak pergi sebelum di bayar . “siang tadi sudah berkomunikasi lewat telpon dengan pimpinan PNM pusat sudah ada jawaban akan ditinjau ulang, entah apa keputusan nya kami tidak tau karenah telpon tidak di loudspekers lagi oleh salah satu pegawainya. Salah satu pagawai PNM (Hana) menjawab saat dijumpai awak media saat di tanya tentang ada kebijakan pemerintah tentang keringanan iyuran, dirumah salah satu nasabah ” langsung saja telpon ke kantor pusat Kami tidak tau itu ada kata presiden atau pemerintah”, ujarnya kepada wartawan belum lama ini.
Salah satu anggota nasabah, Tuti, Menjelaskan kami minta keringanan kami lagi susah untuk sehari-hari kami kesusahan dampak covid 19 ini, “kami meminta kepada “pemerintah agar tolong dengarkan kami,yang kami dengar kebijakan pemerintah ada keringanan terhadap dibitur ini mana” saat ini kami lagi susah kami mengharapkan bantuan dari pemerintah kami sangat membuntuhkan itu”dan juga ini sudah malam suadh jam 9″ keluhnya.
Ditanya kembali kepada pegawai PNM Mekaar, apakah pimpinan kamu tidak tahu dengan kebijakan pemerintah” dia mengaku tidak mengetahui yang disampaikan pemerintah itu, maka kami tetap di suruh tagih iuran ini.
Hal lain yang diherankan dari sikap petugas PNM Mekaar Rosella ini adalah, mereka mendatangi para nasabahnya justru pada saat pemerintahan sedang melakukan social distancing atau physical distancing, yang menganjurkan agar tidak berkumpul-kumpul dan lebih baik berdiam diri di rumah.malah masih berkumpul tanpa menghiraukan kebijakan pemerintah.
Bahkan pemerintah satgas covid 19 ini baik dari TNI polri di setiap kota atau desa, telah memajangkan poster-poster yang menganjurkan agar tidak melakukan kumpul-kumpul, demi untuk mencegah penyebaran virus corona, bagi yang melanggar disebut bisa dipidana.jadi saya meminta kepada pihak penegak hukum segara tindak pelanggaran ini oleh petugas PNM.
Tapi tidak demikian dengan petugas PNM itu, mereka malah mendatangi nasabahnya akibatnya para nasabah yang menjalankan kerja sistem kelompok itu terpaksa harus berkumpul. Tiap kelompok mereka minimal 10 orang, dan mereka ada dua kelompok.
Mengetahui adanya perlakuan PNM seperti ini kepada nasabahnya, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM GEREBEk) bersama beberapa wartawan mengatakan, akan mengumpulkan data-data tentang perlakuan PNM itu kepada nasabah, “Kita akan melaporkannya ke Presiden, OJK dan kepada Dirut PT.PNM di Jakarta termasuk penegak hukum,” ujarnya. (za).
No Responses