OKI, sumajaku.com- Sejak kali pertama Covid-19 terdeteksi pada seseorang di Indonesia pada awal Maret 2020, hingga 28 Agustus 2020 pukul 12.00Wib, tercatat sebanyak 165.887 orang dinyatakan positif Covid-19. Pasien sembuh tercatat mencapai 120.900 orang dan pasien yang meninggal sebanyak 7.169 orang.
Covid-19 sejak awal tahun 2020 telah melanda dunia. Ada 10 negara tercatat memiliki tingkat penularan dan kematian yang tinggi. Kesepuluh negara itu adalah, Amerika Serikat. Brazil, India, Rusia, Afrika Selatan, Peru, Meksiko, Kolombia, Spanyol, dan Cile. Amerika Serikat sebagai negara yang paling banyak terdampak, terungkap ada 5.838.632 kasus, 180.140 orang meninggal, dan sembuh 3.144.164 orang.
Menyikapi masih tingginya angka penularan dan kematian akibat pandemi Covid-19, Ketua DPRD Ogan Komering Ilir (OKI) Abidyanto Fikri SH MH merasa prihatin dan berharap agar seluruh elemen yang ada mengambil hikmahnya.
“Kita harus mengambil hikmah dari setiap kejadian. Hikmahnya, membuka mata kita semua baik seluruh elemen masyarakat, dan juga pemerintah, bahwa covid belum hilang, covid masih ada ditengah-tengah kita. Dan persoalannya, kita selama ini dengan perubahan status kita menuju new normal menjadikan kita jadi kurang disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya saat diwawancara di ruangan pribadi Ketua DPRD OKI di Kayuagung, 27 Agustus 2020 lalu.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu melihat masyarakat terutama di desa, malahan banyak yang merasa sudah bebas, sehingga hajatan-hajatan, kerumunan-kerumunan selalu terjadi dan hampir protokol kesehatan tidak dipakai.
“Longgar sekali, ini yang menjadikan kita sekarang tersentak, dengan kejadian ini langkah yang harus kita lakukan adalah semua elemen masyarakat termasuk pemerintah, DPRD dan yang lain kembali mensosialisasikan, mengedukasi bahwa covid belum hilang dan kita hendaknya memproteksi diri kita sehingga jangan tertular,” tuturnya.
“Satu-satunya cara, laksanakan protokol kesehatan dengan ketat, pakai masker wajib hukumnya. Pakai masker ketika keluar rumah dan kalau kita merasa memang diri kita ada kejanggalan, merasa diri kita sakit, bila perlu dirumah pun kita harus pakai masker sehingga melindungi keluarga kita yang lain. Juga harus tetap jaga jarak, hindari kerumunan, jangan bersentuhan fisik kemudian selalu mencuci tangan dengan sabun atau handsanitizer. Protokol kesehatan betul-betul harus ketat,” ujarnya.
Sambil menunggu vaksin sesuai dengan standar WHO dan prosedur-prosedur ilmiah yang wajib dilalui, Ketua PDIP OKI, itu terus menekankan pentingnya masyarakat menerapkan dan menjalankan protokol kesehatan yang ketat.
“Jadi new normal itu bahwa kita beraktivitas seperti biasa melakukan aktivitas kita seperti biasa tapi dengan protokol kesehatan yang ketat. Namun ini yang terabaikan, yang menjadi longgar selama ini bahwa kita seolah-olah covid telah hilang, sehingga aktivitas kita diluar hampir mengabaikan protokol kesehatan, dan bisa kita katakan ini gelombang kedua serangan covid dikabupaten ini,” kata Abdiyanto.
Hal ini, menurut Ketua DPRD, berlaku kepada seluruh elemen masyarakat, khususnya di elemen pemerintahan yang mempunyai tanggungjawab bersama untuk mengedukasi, mensosialisasikan kepada masyarakat untuk memproteksi dirinya masing-masing. “untuk menjaga diri kita agar jangan sampai tertular,” paparnya.
Satu-satunya cara, ujar Abdiyanto, sambil kita menunggu vaksinnya yang belum ada ini adalah kita menjaga agar jangan sampai tertular. “Artinya kita harus betul-betul menerapkan kepada semua elemen masyarakat dari yang bawah dari desa, protokol kesehatan betul-betul diterapkan, pakai masker, jaga jarak, hindari kerumunan, selalu mencuci tangan. Protokol kesehatan harus betul-betul dijalankan dan ini harus ketat jangan sampai longgar, Insya Allah kita akan terhindar dari penularan covid ini, dan kita bisa memutus mata rantai penularannya,” ucapnya. (abdul karim)
No Responses