SEKAYU, sumajaku.com – Kabupaten Musi Banyuasin kembali meraih penghargaan tingkat nasional. Kali ini penghargaan didapat pada sektor dunia pendidikan yakni dalam Program Ekosistem Sekolah Literat (ESL), Putera Sampoerna Fondation (PSF).
Muba dianugerahi sebagai Kabupaten Dengan Peserta Diseminasi Terbanyak pada Acara Inagurasi Master Trainer
Literacy PSF yang dilakukan secara virtual, Sabtu (12/12/2020).
Penghargaan tersebut disampaikan kepada Ketua TP PKK Muba Hj Thia Yufada Dodi Reza selaku Bunda Literasi Muba, yang mana dalam sambutannya mengatakan sejak tahun 2017 Kabupaten Muba telah aktif melakukan program pengembangan pendidikan melalui program jangka panjang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, bekerjasama dengan Putera Sampoerna Foundation School Development Out Reach.
Melalui inisiatif program yang bernama Light House School Program (LSP) dan Pusat Belajar Guru (PBG), Muba secara konsisten telah menorehkan jejak dalam pengembangan pendidikan regional dan nasional.
“Pada masa pandemi COVID-19 ini perhatian kami tetap sama untuk menjaga kualitas pendidikan di Bumi Serasan Sekate dengan kegiatan belajar mengajar dari rumah dan terus mengusahakan agar kegiatan literasi disekolah maupun di rumah tetap dapat berjalan,” ujarnya.
Bunda Literasi Muba ini mengungkapkan, dimulai pada bulan Juli – Oktober 2020 para guru yang mengikuti program LSP dan PBG menerima pelatihan dari PSF-SDO dan room to read untuk menjadi master Trainer Ekosistem sekolah literat dengan memperkenalkan Literacy Cloud sebagai sumber bacaan berkualitas yang dapat diakses baik dalam jaringan maupun luar jaringan.
“Hal ini memudahkan para guru dan orang tua untuk mengakses sumber bacaan maupun referensi kegiatan membaca bersama anak-anaknya dari Literacy Cloud. Khususnya dalam konteks Muba yang tidak semua area mempunyai jaringan yang kuat, Literacy Cloud dirasakan sangat membantu,” tuturnya.
Selain LSP, dikatakannya PBG telah memasuki tahun ketiga dalam pengembangannya. Saat ini terdapat 30 master teacher atau guru inti yang aktif dalam melakukan diseminasi dan pelatihan, baik dilingkungan sekolah, MGMP ataupun secara regional juga nasional.
“Proses yang tidak mudah saat pandemi ini patut dihargai karena kendala jaringan pun sering dihadapi pada saat pelatihan daring. Semangat belajar cdan berbagi terus digalakkan oleh LSP dan PBG ini, dalam beberapa kali webinar yang diadakan pendaftar seringkali melebihi kuota yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa guru-guru di Muba adalah gambaran pembelajar sepanjang hayat yang selalu ingin belajar,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia mengatakan proses belajar sangat penting untuk terus ditularkan karena melalui literasi dapat menghadirkan generasi yang unggul, cerda dan berkarakter.
“Terimakasih untuk semua pejuang literasi Kabupaten Muba, kita patut berbangga terhadap pencapaian ini, semangat belajar dan berbagi perlu kita jaga sehingga Muba dapat terus menjadi Kabupaten yang literasinya maju karena penduduknya suka membaca,” tandasnya.
Head of Program PSF Juliana mengatakan perkembangan literasi di Indonesia pada saat ini masih dikatakan rendah. Hal tersebut tertulis dalam hasil kajian dari Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2019 yang menunjukkan bahwa dalam kemampuan membaca bangsa Indonesia menempati urutan ke 72 dari 77 negara di dunia.
Sebagai respon dari fenomena yang terjadi, berbagai kalangan bahu membahu mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kemampuan literasi di Indonesia yang salah satunya melalui Gerakan Indonesia Membaca.
Melalui program ini, diharapkan semakin banyak lapisan yang tergerak dan ikut berpartisipasi seperti yang dilakukan oleh Putera Sampoerna Foundation (PSF) berkolaborasi dengan Room to Read- San Fransisco dalam program Ekosistem Sekolah Literat (ESL).
Adapun keunikan dari program ini yaitu tidak hanya menekankan pada hakikat pengetahuan terkait Literasi saja, tapi juga pada pemanfaatan teknologi seperti e-book melalui pelantar literacy cloud.
“Program Ekosistem Sekolah Literat mendorong keterlibatan langsung para pelaku pendidikan, bukan hanya guru melainkan juga orang tua, dan komunitas baca untuk meningkatkan minat baca siswa melalui pengenalan berbagai strategi membaca menyenangkan dan interaktif. Pembentukan keterampilan literasi adalah langkah awal untuk menciptakan bangsa yang besar dan masyarakat yang literat,” ujar Juliana.
Sebagai salah satu mitra PSF, Kabupaten Musi Banyuasin tentunya berpartisipasi dalam program yang melibatkan 27 provinsi di Indonesia. Dalam program ini, guru-guru yang berada dalam naungan Lighthouse School Program (LSP) dan Pusat Belajar Guru (PBG) mengikuti serangkaian pembekalan terkait literasi sebelum akhirnya mengimbaskan dampak positif melalui serangkaian kegiatan diseminasi.
Tidak hanya itu, pada akhir program, para guru yang memenuhi syarat akan mendapatkan gelar Master Trainer Literacy.
“Selama kurang lebih tiga bulan para guru LSP dan TLC dengan penuh dedikasi dan kesungguhan telah berhasil mengimbaskan program literasi ini kepada lebih dari 1000 penerima manfaat. Kerja keras ini, membuahkan hasil yang membanggakan, pasalnya Kabupaten Muba terpilih menjadi kabupaten yang menerima penghargaan dengan kategori Kabupaten Dengan Peserta Diseminasi Terbanyak,” tuturnya dalam kegiatan yang turut disaksikan oleh Dirjen GTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Bapak Iwan Syahril, PhD itu.
Kegiatan semacam ini diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan minat dan kemampuan baca saja, tapi juga memberikan kecintaan sehingga menjadi suatu budaya literasi yang berkelanjutan.
“Saya mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas dukungan Dinas Pendidikan Kabupaten Musi Banyuasin terhadap program ESL yang difasilitasi oleh para guru SMPN 6 Unggul Sekayu dan rekan-rekan Pusat Belajar Guru Musi Banyuasin. Semangat, kerja keras, dan motivasi dari para guru, kepala sekolah, serta Guru Inti Pusat Belajar Guru Musi Banyuasin menunjukkan bahwa kita semua tetap dapat berkontribusi di tengah masa pandemik ini,” pungkas Juliana. (rill).
No Responses