Ogan Ilir, sumajaku.com-
wilayah Desa Sejaro Sakti, Kecamatan Indralaya Ogan Ilir, Rabu (17/3/21)
Saat meninjau pembangunan jalan Tol Indralaya -Prabumulih Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru didampingi Bupati Ogan Ilir (OI) Panca Wijaya Akbar dan Project Director Tol Indralaya-Prabumulih dari Hutama Karya (Persero) Divisi Pembangunan Jalan Tol, Hasan Turcahyo.
Pada kesempatan tersebut Hasan Turcahyo menerangkan bahwa Pembangunan jalan tol Indralaya Prabumulih dimulai pembangunannya sejak Juli 2020 yang dibangun sepanjang 64,8 kilometer.
“Tol Indralaya Prabumulih merupakan salah satu rangkaian jalan tol Palembang- Bengkulu yang total panjangnya mencapai 329 kilometer. Sementara ruas Indralaya-Prabumulih sepanjang 64,8 kilometer,” kata Hasan Turcahyo.
Dijelaskan Hasan Turcahyo, Tol Indraprabu terbagi menjadi 6 zona dan setiap zona memiliki panjang trase berbeda, zona I sepanjang 10,5 kilometer, zona II sepanjang 12,8 kilometer, zona III sepanjang 11,7 kilometer, zona IV sepanjang 12,5 kilometer, zona V sepanjang 11,7 kilometer dan zona VI sepanjang 9,7 kilometer.
Trase Tol Indralaya Prabumulih melewati delapan kecamatan di dua daerah kabupaten dan satu daerah kota.
“Panjang trase tol Indralaya.Prabumulih dengan rincian enam zona ini mencakup main road (jalan utama) dan dua interchange (simpang susun), yakni di Indralaya dan Prabumulih,” terang Hasan Turcahyo dihadapan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru dan Bupati OI Panca Wijaya Akbar.
Pembangunan jalan tol yang menelan biaya konstruksi Rp 6,7 triliun itu ditargetkan rampung pada triwulan kedua atau pertengahan tahun 2022.
“Awal konstruksi Juli 2020, target rampung pada pertengahan tahun depan atau sekitar Juli 2022,” kata Hasan Turcahyo.
Dikatakan Herman Deru, tol Indralaya Prabumulih merupakan jawaban dari keinginan masyarakat selama ini.
“Jalan tol ini cara terbaik menjawab kebutuhan sarana transportasi yang semakin modern,” ujar orang nomor satu di Sumsel ini.
Sementara untuk teknis pembangunan sarana-prasarana tol, Herman Deru berpesan agar tol Indraprabu memiliki ciri khas kearifan lokal, ornamen pada fasilitas penunjang tol harus menunjukkan identitas budaya Sumatera Selatan.
“Dari mulai ornamen, rest area harus berbau kearifan lokal. Ornamen tanjak pada jembatan, pintu tol, rest area, ini harus ditonjolkan,” pinta Herman Deru dan disetujui oleh Hasan Turcahyo. (KTM))
No Responses