Palembang, sumajaku.com- Terkait viralnya berita mengenai dugaan amplok kosong yang diduga diberikan panitia dalam acara temu kangen wartawan dan LSM di kediaman pribadi Bupati Banyuasin, Askolani di Kelurahan Sukajadi sabtu sore kemarin (8/5/21), menjadi sorotan dari Ketua PWI dan Ketua Dewan Kehormatan Provinsi (DKP) PWI Sumatera Selatan.
Menurut Firdaus Komar, Ketua PWI Sumsel, saat dikonfirmasi sumajaku.com tadi sore, mengatakan bahwa ada larangan bagi wartawan untuk menerima amplok, apalagi amplok THR dari narasumber. “Betul sekali itu, wartawan dilarang menerima amplok,” tegas Firdaus melalui telpon selulernya.
Ia juga menambahkan, bahwa media tempatnya bekerja sudah mengatur itu, tidak ada yang membolehkan menerima amplok, apalagi kaitannya dengan berita. “Itu terjadi suap, lihat ketentuan masing-masing box redaksi,” jelasnya. Firdaus juga menyarankan semua wartawan terutama Ketua PWI Kabupaten Kota untuk membaca lagi tentang Kode Etik Jurnalistik.
“Baca lagi Kode Etik Jurnalistiknya,” saran Firdaus selaku Ketua PWI Provinsi Sumatera Selatan. Ditambahkannya pula, terkait hal itu, PWI pusat sudah menelponnya, mempertanyakan tentang wartawan yang menerima amplok dalam acara temu kangen itu.
“Ya bang Ilham Bintang selaku Ketua Badan Kehormatan PWI Pusat sudah menelpon saya, terkait berita itu, dan dia menanyakan hal itu kepada saya,” ungkapnya.
Selain Firdaus, Kurniati Abdullah, Ketua Dewan Kehormatan Provinsi (DKP) PWI Sumatera Selatan, juga mencermati pemberitaan viral tersebut, namun dia lebih menyoroti mengenai fungsi dan kedudukan wartawan dalam menjalankan tugasnya, dan hal ini pula sudah dibicarakannya dengan Ketua PWI Provinsi Sumsel.
Menurut Kurniati, dalam kegiatan itu ada pelanggaran KEJ yang terjadi, terutama yang dilakukan oleh Ketua PWI Kabupaten Banyuasin, Diding Karnadi, yang menerima amplok dan bingkisan secara simbolis yang diserahkan oleh , Sri Fitriyanti istri Bupati Banyuasin, Askolani.
“Tadi Ketua PWI Sumatera Selatan Firdaus Komar sudah kontak aku, habis lebaran ini, DKP akan panggil yang bersangkutan, karena ada pelanggaran KEJ,” jelas Kurniati melalui pesan whats appnya kepada sumajaku.com.
Sementara Ketua PWI Kabupaten Banyuasin, Diding Karnadi belum bisa dimintai komentarnya padahal sudah dikonfirmasi melalui WAnya meski whats aap nya aktif.
Seperti dilansir dari sibersumsel.com dengan judul, Diduga Kelalaian Panitia, Istri Bupati Banyuasin Bagikan Amplop Kosong. BANYUASIN, SIBERSUMSEL.com,- Niat hati ingin menjalin silaturahmi dengan insan pers dan ormas di Bumi Sedulang Setudung menjelang Idul Fitri 1442 H. Istri Orang nomor satu di Kabupaten Banyuasin, dr Sri Fitriyanti Nurwahid, malah di permalukan.
Pasalnya cinderamata berupa kain sarung dan amplop yang di bagikan oleh, Sri Fitriyanti, kepada wartawan dan ormas yang berpamitan sebagai tanda kasih menjelang Idul Fitri di kediaman pribadi Bupati Banyuasin yang berada di Sukajadi pada Sabtu (8/5/2021) pukul 14.00 wib membuat kecewa sebagian wartawan.
Karena sebagian besar penerima amplop bergambar Bupati sekeluarga itu ternyata kosong. Hal tersebut di ketahui karena sebagian penerima amplop membuka isi amplop tak jauh dari lokasi.
“Kami berempat terkejut karena semua amplop yang kami terima kosong semua tidak ada isinya. Jadi kami langsung menemui staf khusus Pak Udin yang masih ada di dekat kami. Pak Udin bilang saya tidak tahu dan langsung menunjuk ke sana saja ke panitia,” kata salah satu wartawan yang enggan di sebutkan namanya.
Kejadian tersebut ternyata di alami juga oleh wartawan yang lainnya. Merasa menerima amplop kosong, wartawan tersebut langsung memberitahu teman-teman lainnya untuk segera memeriksa amplop yang di terima.
Kegiatan yang di hadiri langsung oleh Bupati Banyuasin, Askolani, Kadis Kominfo Banyuasin, Noffaredy, Ketua PWI Banyuasin, Diding Karnadi, Staf Khusus Bupati, Syaifuddin Zuhri, tersebut cukup ramai di hadiri wartawan dan ormas. Padahal menurut wartawan tersebut dirinya baru menerima undangan silaturahmi tersebut sekitar 2 jam sebelum acara di mulai dari organisasi wartawan setempat.
Tokoh Pemuda Banyuasin, Nova Rizal, saat di mintai komentarnya mengaku telah mengatahui kejadian tersebut. Menurut Nova Rizal kejadian tersebut tidak seharusnya terjadi. Karena sama saja melecehkan profesi mereka yang menerima amplop.
“Kejadian ini sangat memalukan, apalagi ini terjadi dengan wartawan. Karena media itu merupakan kontrol sosial dan mitra pemerintah dalam membangun daerah. Bupati itu ada panitia dan banyak timnya, kenapa masalah seperti ini saja bisa lalai,” ujar Nova Rizal.
Sementara Kepala Dinas Kominfo Banyuasin, Noffaredy S Sos, yang di konfirmasi sibersumsel.com meminta maaf atas kejadian tersebut. Menurut Noffaredy kejadian tersebut bukanlah hal yang di sengaja apalagi pelecehan profesi.
“Saya meminta maaf atas kejadian ini, sungguh ini tidak di sengaja apalagi untuk melecehkan profesi wartawan. Mungkin ini kelalaian panitia saja, bila ada teman-teman yang menerima amplop kosong dan baru mengetahuinya setelah berada di rumah saya harap untuk kembali mendatangi kami,” kata Noffaredy.
Noffaredy juga mengaku kegiatan tersebut sudah di rencanakan beberapa hari sebelumnya. Bahkan Pemkab Banyuasin merencanakan untuk berbuka puasa bersama wartawan dan ormas. Namun karena ada larangan berkumpul, maka kegiatan di ubah dengan silaturahmi biasa.
“Kegiatan ini hasil kerjasama Kominfo dan Kesbangpol yang panitiannya pihak protocol. Kami sengaja mempersiapkan segalanya agar dapat memberikan bingkisan kepada teman-teman media dan ormas menjelang Idul Fitri 1442 H. Dengan adanya kejadian ini saya atas nama Pemkab Banyuasin meminta maaf dan tidak ada unsur kesengajaan untuk membuat kecewa teman-teman wartawan dan ormas,” tukasnya. (red/net/sbss.com).
782 total views, 2 views today
No Responses