Palembang – Sumsel, Sumajaku – Aksi tawuran antar pelajar kembali terjadi di wilayah Jln RW. Mongonsidi Kec. Kalidoni, Kota Palembang. Kejadian tersebut terjadi pada Jum’at (06/12/2024) sekitar Pukul 11:00 WIB.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, Adrianus Amri SSTP MSi mengatakan, “Saat ini kami sudah meminta klarifikasi dari pihak sekolah terkait tawuran antar pelajar tersebut”, katanya dikonfirmasi via whatsapp nya Selasa, (10/12/2024).
“Langkah kami, akan memberikan Sanksi yang tegas berupa pemberhentian sekolah jika terbukti ada siswa yang ikut terlibat dalam proses tawuran tersebut”, tegas Adrianus.
Amri sapaan akrabnya ini mengaku, “Kami juga telah secara rutin memberikan sosialisasi terkait bahaya tawuran, serta berharap menjadikan guru sebagai figur yang menjadi tauladan bagi para murid”, harapnya.
Sementara, Kepala Sekolah SMPN 29 Palembang, Hj Yulita Des Eka Tri Jaya MPd mengucap, “InsyaAllah siswa SMPN 29 Palembang tidak ikutan dalam tawuran tersebut”, ucapnya.
Bahkan, “Pihak sekolah kami sudah dimintai keterangannya oleh pihak Dinas Pendidikan Kota Palembang”, singkatnya.
Terpisah, Kepala Sekolah SMPN 34 Palembang, Jamal membantah, “Maaf pak, hingga hari ini tidak ada tawuran antara SMPN 34 dengan SMPN 29 Palembang”, bantahnya.
Namun, Jamal mengaku, “Oh.. Iya, sudah dikonfirmasi pihak Dinas Pendidikan Kota Palembang, bahwa tidak ada tawuran”, singkatnya.
“Paket” Istilah Tawuran Pelajar Meneruskan Alumni Sebelumnya
Andi (40) warga Jl. RW. Mongonsidi Kec. Kalidoni, Kota Palembang ini menceritakan, “berawal pada hari Jum’at (06/12/2024) sekitar pukul 11:00 WIB dirinya terdengar jeritan histeris anak dan istrinya. Pas saya keluar rumah terlihat perkelahian antar siswa SMPN sembari terdengar suara “dubrak” terlihat siswa SMPN itu terjatuh dari sepeda motornya yang berboncengan bertiga tepat di simpang jalan depan teras rumah saya”, katanya dibincangi media ini, Senin (09/12/2024).
“Selain itu, Terlihat gerombolan anak-anak siswa SMPN sekolah berbeda di wilayah Jl. Pasundan Kec. Kalidoni, Kota Palembang yang nongkrong di warung seberang rumah saya memukuli anak yang terjatuh dari sepeda motor itu dan terlihat diantara mereka membawa benda mistar besi dan besi holo yang diduga telah dimodifikasi menyerupai parang dan pedang. Saya kejar, mereka lari dengan mengendarai sepeda motor dan terjatuh. Lalu saya tepikan sepeda motor tersebut. Salah satu siswa SMPN yang lari itu mengaku, telah terjadi perkelahian (tawuran red), ucap salah satu siswa diduga SMPN di wilayah Jl. RW. Mongonsidi Kec. Kalidoni, Kota Palembang”, akunya, saat saya tanyakan ketika siswa SMPN tersebut mau mengambil sepeda motornya”, terang Andi sembari memperlihatkan rekaman video amatir pengakuan salah satu siswa SMPN tersebut dan berjanji tidak mengulangi lagi melalui androidnya.
Andi meminta kepada siswa tersebut, “pulang sekolah langsung pulang ke rumah, jangan nongkrong-nongkrong lagi, bila terulang kembali, akan saya laporkan ke pihak sekolah dan ke pihak kepolisian”, tegas Andi.
Andi mengaku, “dengan kejadian tersebut, kami merasa tidak nyaman sebagai warga sekitar. Sebab, menurut Andi, tawuran serupa sudah sering terjadi. Masih sekolah sudah berani membawa benda menyerupai sajam, bagaimana nasib generasi muda kita kedepannya”, tutup Andi bernada bertanya.
Sementara, Angga salah satu guru SMPN di wilayah Jl. RW. Mongonsidi Kec. Kalidoni, Kota Palembang ini menceritakan, “sekitar Pukul 11:30 WIB dari arah Jl. Pasundan terlihat sekitar puluhan sepeda motor gerombolan siswa SMPN tepatnya di depan sekolah kami, gerombolan tersebut melintas kencang sembari berteriak, “Hooii..”, Hingga para guru kami berhamburan keluar.. Pas didepan arah ke simpang, terlihat salah satu dari gerombolan tersebut ada yang terjatuh sendiri dari sepeda motor nya. Setelah terjatuh, terjadilah perkelahian”, lanjutnya.
Namun, Angga mengaku, “Kami tidak mengetahui antara siswa SMPN mana yang berkelahi tersebut”, katanya bernada bertanya. “Kalau siswa kami, pada hari Jum’at itu ada ujian, sekitar Pukul 09:30 WIB sudah pulang”, terangnya.
“Disela kami menghalau gerombolan bermotor tersebut, kami sempat bertanya kepada salah satu siswa yang melintas, anak sekolah mana gerombolan itu? Siswa SMPN di wilayah Jl. Pasundan, jawab siswa yang melintas tersebut”, ungkap Angga.
Terkait hal ini, Angga berharap, “langkah pihak sekolah segera untuk menyelidiki dan mendamaikan, agar tidak terulang kembali”, harapnya.
Senada, Barlian salah satu guru SMPN di wilayah Jl. RW. Mongonsidi Kec. Kalidoni, Kota Palembang ini menceritakan, “sepengetahuannya, usai ujian siswa kami pulang”, katanya. Tiba-tiba dari arah Jl. Pasundan terlihat sekitar puluhan sepeda motor gerombolan siswa tepatnya di depan sekolah kami, gerombolan tersebut melintas bolak-balik. Didepan arah ke simpang, terlihat salah satu dari gerombolan tersebut ada yang terjatuh sendiri dari sepeda motor nya. Setelah terjatuh, terjadilah perkelahian”, lanjutnya.
“Security sekolah kami berusaha menghalau agar tidak terjadi yang tidak kita inginkan”, harapnya. “Sepengetahuan siswa kami, gerombolan tersebut diduga kuat siswa SMPN di wilayah Jln Pasundan yang bertujuan diduga “Paketi” (Istilah mengejek atau menantang red) yang ditujukan kepada siswa kami”, terang Barlian.
“Sepengetahuan kami, hal ini baru kali ini terjadi. Namun, berdasarkan Informasi yang beredar di lingkungan sekitar sekolah menduga gerombolan tersebut membawa diduga sajam dan stick golf. Hal ini terjadi isunya meneruskan tradisi alumni sebelumnya”, ungkap Barlian.
Terkait hal ini, Barlian mengaku, “Telah kami laporkan ke Wakil Kepala Sekolah dan langkah pihak sekolah kami akan menyelidiki apa sebabnya hal ini bisa terjadi dengan meminta keterangan kepada para siswa, yang tentunya pihak sekolah dapat melakukan tindakan tegas”, harapnya.
Terpisah, security sekolah, Sahar membenarkan kejadian tersebut, “benar, saya menyaksikan langsung dan sempat menghalau gerombolan siswa tersebut bersama beberapa guru berikut salah satu saksi mata Yan yang merupakan senior saya”, singkat Sahar.
Yan menambahkan, “Disela kami menghalau gerombolan bermotor tersebut, salah satu anak kami tanyakan, kamu mau kemana? tanya Yan. Mau ke masjid sholat Jumat, jawab anak tersebut. Bukankah Masjid ada di wilayah Jln Pasundan, kenapa lewat sini?”, tanya Yan. Seingat Yan, anak tersebut merupakan alumni SMPN di wilayah Jln Pasundan. Sebab, saya kenal dengan orang tua nya”, ungkapnya.
Pada kasus tawuran diketahui, terdapat kode-kode yang digunakan pelaku dan korban untuk melancarkan aksi tawuran. Kode tersebut mulai dari paket, R untuk ready hingga COD.
Para pelaku aksi tawuran sudah merencanakan akan melakukan tawuran dengan datang menggunakan beberapa sepeda motor. Membunyikan klakson dan mengatakan, “paket-paket” sembari berteriak. Lalu sebagian dari mereka ada yang turun dari sepeda motor dengan membawa senjata tajam.
Kode R dan COD digunakan para pelaku dan korban saat akan janjian tawuran melalui media sosial. Para pelaku dan korban tak memiliki hubungan apapun, namun motif keduanya saling menantang antara pelajar putus sekolah dan alumni sekolah.
Mereka janjian menggunakan medsos kelompok. Bertemu di suatu tempat untuk melakukan perang tanding. Jadi mereka tidak ada permasalahan sebelumnya. Mereka nge dm (direct message) menggunakan (kode) R, R itu ready, COD itu bertemu di suatu tempat.(yn)
No Responses